HANYA SESAAT
Suatu
hari ada seorang pemudik yang ingin pulang kampong ke desanya yang katanya
sudah “berkembang”. Ketika sampai di desa tersebut pemudik tersebut kaget saat
mengunjungi rumahnya di desa. Sesampainya disana ia berbincang-bincang pada
seorang warga tentang desa saat Pak Yusuf menjadi camat desanya.
Pemudik : Gimana pak desanya saat Pak Yusuf
menjabat ?
Warga :
Ya beginilah mas, sama saja seperti dulu tidak ada penerangan saat malam hari
sampai sekarang. Perubahan yang pernah
dilakukan Pak Yusuf selama ini hanya
meniru progam yang ada di Papua.
Pemudik : Apa itu pak ?
Warga : Sumber air sudekat.
Pemudik : Sumber air sudekat ? Masak sumber
air sudekat masih saja kekurangan air ?
Warga : Ya biasalah mas, sumber air
sudekat hanya saat hari pemasangan pipa air saja.
Setelah itu airnya mulai mengecil dan akhirnya mati.
Pemudik : Waduh… parah dong pak ?
Warga : Betul mas.
Pemudik : Terus yang masalah lampu, berarti
disini belum pernah ada listik pak ?
Warga : Belum pernah sama sekali mas.
Pemudik : Berarti disini gelap terus pak ?
Warga : Tidak juga kok mas.
Pemudik : Kok… bisa pak ?
Warga :
Bisa dong mas, waktu itu sedang ada pesta kembang api pada saat bulan purnama
mas.
Pemudik : Lho… Saya kira nasibnya seperti tadi
pak ?
Warga :
Tidaklah mas Pak Yusuf sama saja seperti pemimpin yang lain hanya bisa
menebar tetapi tidak bisa merawat (banyak
janji tidak ada bukti).
Pemudik : Setuju. Sambil mengangguk-ngangguk.
Setelah itu warga mengajak pemudik
tersebut untuk berkeliling desa sambil mencari air bersih.
Follow @inRemaja
0 komentar:
Posting Komentar